Menganalisis Film "Mencuri Raden Saleh"
PENDAHULUAN
Halooo….
Kembali lagi dengan saya Fia, kali ini
saya akan menjelaskan atau memaparkan pandangan saya mengenai sebuah film.
Tanpa berlama-lama silahkan menimati tulisan saya, Terimakasih.
Pada kesempatan kali saya akan membahas mengenai sebuah Film Indonesia "mencuri raden saleh" yang di Sutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko. Dengan pemerannya yaitu Piko (Iqbaal Ramadhan), Ucup (Angga Yunanda), Fella (Rachel Amanda Aurora), Gofar (Umay Shahab), Sarah (Aghniny Haque), dan Tuktuk (Ari Irham). Film "Mencuri Raden Saleh" ini adalah suatu karya film yang menarik perhatian banyak penonton dengan keunikan yang memadukan adegan action dan drama. Film ini mengisahkan sekelompok pemuda yang memiliki tujuan untuk mencuri sebuah lukisan yang dibuat oleh seniman ternama Indonesia karya raden saleh. Adegan pencurian lukisan tersebut menjadi konflik yang memicu beberapa adegan menegangkan. Tidak hanyan adegan action atau kekerasan saja tapi difilm tersebut juga terdapat adegan romantic, drama, pengkhianatan, dan persahabatan. Film "Mencuri Raden Saleh" adalah salah satu film yang patut untuk ditonton dan dinikmati karena memiliki makna mendalam dan nilai nilai seni dan kebudayaan.
LATAR BELAKANG
Film "Mencuri Raden Saleh" adalah sebuah film yang menggambarkan sebuah pencurian lukisan raden saleh yang dilakukan oleh sekelompok anak muda. Lukisan raden saleh ini menjadi topik utama dalam film ini. Mungkin terdapat beberapa pertanyaan salah satunya seperti, Mengapa harus lukisan raden saleh? Jadi, lukisan yang dipakai difilm ini adalah lukisanyang berjudul “Penangkapan Pangeran Diponegoro” yang mana lukisan ini dibuat oleh satah satu seniman ternama dan dapat di katakan sebagai pelopor seni Lukis Indonesia. Bukan hanya itu tapi lukisan ini juga memiliki makna mendalam mengenai histori perlawan bangsa Indonesia terhadap penjajah, maka dari itu lukisan ini dipilih untuk berada pada film ini. Para tokoh anak muda yang mencuri awalnya tidak memiliki ketertarikan mendalam dengan seni. Tetapi melalui perjalanan mereka mulai menyadari pentingnya dan nilai dari lukisan tersebut. Selama bertahun-tahun anak-anak tersebut hidup dalam keadaan yang membuat mereka harus menanggung tanggung jawab besar, disaat ketidak tahuan dan rasa bingung mereka mengenai jalan keluar yang baik akan hidup mereka akhirnya mereka memilih jalan yang salah untuk mengahsilkan uang.
MENGAPA FILM INI MENJADI
PILIHAN UNTUK TOPIK YANG INGIN SAYA ANALISIS
Saya pribadi merasa tertarik dengan Film "Mencuri Raden Saleh" ini karena cara penyajian film ini tidak hanya mengenai hiburan saja tetapi terdapat beberapa nilai nilai penting pada film ini. Sejujurnya saya bukan orang yang mengerti film, saya hanya penikmat film yang terdapat unsur sejarah, histori dan budaya. Maka dari itu film ini sangatlah membuat saya tertarik untuk membahasnya. Selain jalan cerita nya bagus film ini juga sangat mudah dipahami. Selain para pemerannya yang bertalenta tapi saya juga tertarik dengan Sutradaranya yaitu Angga Dwimas Sasongko, ia merupakan salah satu sutradara yang sangat berbakat dan film-film yang ia sutradarai sangatlah bagus seperti “Ben & Jody”,” 13 Bom di Jakarta” Filosofi Kopi” dan masih banyak yang lainnya.
TEORI SEMIOTIKA
Dalam analisis semiotika terhadap Film "Mencuri Raden Saleh" ini dapat memperoleh beberapa pemahaman yang mendalam tentang bagaimana simbol-simbol dan tanda-tanda digunakan untuk menyampaikan makna yang lebih dalam. Dapat dianalisis memerinci dengan denotasi,konotasi,mitos, kode simbolik, dan kode gnomik kita dapat menggali makna yang terkandung di balik film tersebut untuk pengalaman dan perasaan yang disampaikan melalui lagu tersebut.
Denotasi dalam film "Mencuri Raden Saleh” yaitu cerita tentang sekelompok pemuda yang merencanakan dan melaksanakan pencurian sebuah lukisan terkenal karya Raden Saleh, yaitu "Penangkapan Pangeran Diponegoro." Penonton melihat karakter-karakter seperti Permadi, Ucup, dan Gofar, serta berbagai rencana yang mereka buat untuk mencuri lukisan tersebut dari museum. Adegan-adegan yang menunjukkan mereka merencanakan pencurian, mengamati keamanan museum, dan akhirnya mencuri lukisan adalah contoh dari denotasi.
Konotasi adalah makna tambahan yang muncul di luar makna denotatif, seringkali terkait dengan emosi, budaya, atau asosiasi pribadi. Dalam film "Mencuri Raden Saleh," lukisan "Penangkapan Pangeran Diponegoro" membawa konotasi yang kaya. Lukisan tersebut tidak hanya sekadar objek seni, tetapi juga melambangkan perjuangan dan perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan. Sebagai contoh, dialog antara Permadi dan teman-temannya yang membahas betapa berharganya lukisan tersebut tidak hanya dari segi materi, tetapi juga dari segi sejarah dan simbolisme, menunjukkan makna konotatif dari lukisan tersebut.
Mitos menurut Roland Barthes adalah cerita atau narasi yang mengandung ideologi atau nilai-nilai budaya tertentu yang diterima secara luas dalam masyarakat. Dalam konteks film ini, mitos yang tercipta adalah tentang keberanian dan nasionalisme. Misalnya, ketika kelompok pemuda ini berhasil mencuri lukisan dan mengungkapkan bahwa mereka melakukannya untuk melindungi warisan budaya dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, ini memperkuat narasi heroik tentang perlawanan dan kebanggaan nasional. Dialog seperti "Ini bukan hanya soal uang, ini soal menjaga warisan bangsa kita" mencerminkan mitos tersebut.
Kode simbolik melibatkan penggunaan simbol-simbol yang berfungsi untuk menciptakan makna yang lebih dalam melalui oposisi biner atau kontras. Dalam film, kode simbolik terlihat pada karakter-karakter yang berbeda latar belakang namun bersatu untuk tujuan yang sama. Misalnya, perbedaan antara karakter yang memiliki pengetahuan seni dan karakter yang memiliki keahlian teknis menciptakan simbolisasi tentang kerjasama dan persatuan. Adegan di mana mereka saling berbagi keahlian untuk mencuri lukisan menunjukkan kontras ini, seperti dialog "Aku ahli dalam seni, kamu jago dalam teknologi. Kita bisa saling melengkapi."
Kode gnomik atau kode kultural merujuk pada hal-hal yang sudah diketahui dan dikodifikasi oleh budaya. Dalam film ini, referensi kepada lukisan Raden Saleh yang terkenal dan dianggap sebagai karya seni bersejarah merupakan bagian dari kode gnomik. Pengetahuan tentang nilai budaya dan sejarah lukisan tersebut oleh penonton menambah dimensi makna pada pencurian yang dilakukan. Misalnya, penggunaan istilah "warisan budaya" dalam dialog seperti "Kita tidak hanya mencuri lukisan, kita menjaga warisan budaya kita" menunjukkan bagaimana kode kultural memperkaya cerita.
KESIMPULAN
Analisis film "Mencuri Raden
Saleh" melalui teori semiotika Roland Barthes mengungkapkan bahwa film ini
bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarat dengan pesan-pesan mendalam
melalui penggunaan simbol dan tanda. Denotasi dalam film ini adalah cerita
tentang sekelompok pemuda yang mencuri lukisan "Penangkapan Pangeran
Diponegoro" karya Raden Saleh, yang menggambarkan perencanaan dan eksekusi
pencurian. Konotasi dari lukisan tersebut menambahkan lapisan makna,
melambangkan perjuangan dan perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan.
Mitos yang diciptakan memperkuat narasi keberanian dan nasionalisme, di mana
aksi pencurian dilakukan untuk melindungi warisan budaya. Dengan demikian,
"Mencuri Raden Saleh" berhasil menyajikan sebuah kisah yang tidak
hanya menegangkan tetapi juga kaya dengan makna historis dan kultural,
menjadikannya karya yang layak untuk dinikmati dan dianalisis lebih dalam.
Komentar
Posting Komentar